Jakarta - Media asing memfokuskan perhatiannya pada calon wakil presiden dengan nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, dengan sebutan "Nepo Baby". Istilah tersebut mencerminkan anak selebritas yang sukses berkat reputasi orangtuanya. Bagaimana munculnya julukan "Nepo Baby" untuk Gibran dalam pemberitaan internasional?
Pasca debat cawapres pada 22 Desember 2023, Gibran menjadi sorotan media asing, khususnya Al Jazeera. Penampilannya berhasil membantah anggapan bahwa dirinya hanya mendapatkan posisi berkat hubungan keluarga, terutama sebagai putra sulung Presiden Joko Widodo.
Al Jazeera menyoroti, "Putra pemimpin Indonesia menepis sebutan Nepo Baby dalam debat yang mendapat perhatian publik," pada 23 Desember 2023. Meski berusia 36 tahun dan berhadapan dengan kandidat yang memiliki pengalaman lebih banyak, Gibran mampu mendominasi panggung.
Alexander Arifianto, seorang peneliti di Sekolah Studi Internasional S Rajaratnam di Singapura, mengamini kemampuan Gibran. Menurutnya, tuduhan terhadap Gibran yang dianggap hanya sebagai individu biasa tanpa pengetahuan mendalam sudah terbantahkan.
Namun, sejak diumumkan sebagai cawapres pendamping Prabowo Subianto oleh Koalisi Indonesia Maju pada Oktober, Gibran menghadapi berbagai kontroversi. Salah satunya adalah julukan "Nepo Baby" yang mencerminkan keturunan politik dinasti Jokowi.
Meski Gibran memiliki latar belakang sebagai pengusaha kuliner dan pengalaman politik yang terbatas, berbeda dengan lawannya seperti Muhaimin Iskandar atau Mahfud Md, Al Jazeera mencatatnya sebagai figur yang dianggap belum memiliki rekam jejak politik yang memadai.